450Buku "Misteri Natal dan Ketuhanan Yesus" Ludes di Kajian Masjid Baitul Amin Ngruki SUKOHARJO, Infaq Dakwah Center (IDC) – Momen Natal dan Tahun Baru Masehi banyakClaudia Jessica Official Writer Selamat hari Natal Jcers, semoga di hari peringatan kelahiran Juru Selamat kita ini, kita menjadi semakin mengenal Dia dan kebenaran-Nya. Pada momen istimewa ini kita akan membahas tentang Fakta Alkitab mengenai hari kelahiran Yesus Kristus. Pro dan kontra tentang tanggal kelahiran Yesus Dalam kitab Matius, dan Lukas dituliskan tentang kisah kelahiran Yesus, namun mereka tidak menuliskan tentang pada tanggal berapa tepatnya Yesus lahir. Menurut Ensiklopedia Alkitab Tematik tulisan Mike beaumont, Yesus tidak lahir pada 25 Desember atau bahkan pada tahun 0 Masehi. Para ahli memperkirakan ia lahir antara tahun 6 hingga 3 Sebelum Masehi, hal itu berdasarkan munculnya sosok Herodes Agung dalam kisah kelahiran Yesus. Lalu apa saja Fakta Alkitab tentang kelahiran Yesus yang bisa menjadi petunjuk tentang tanggal kelahirannya? Tahun kematian Herodes Agung Kedua Injil, Matius dan Markus menuliskan hal yang sama, yaitu bahwa Yesus lahir pada masa pemerintahan Herodes Agung. Sedangkan para ahli membuat perkiraan bahwa Herodes Agung mati sekitar tahun 4 SM. Jadi, dengan mengacu kepada fakta ini maka kelahiran Yesus diperkirakan sebelum tahun kematian Herodes, yang diperkirakan tahun 5 atau 6 SM. Perintah Herodes membunuh anak usia dibawah 2 tahun Tahun 5 atau 6 SM menjadi dugaan terkuat, sebab Herodes memerintahkan untuk membunuh anak-anak dibawah usia 2 tahun, seperti petunjuk yang ia dapat dari para orang majus tentang perkiraan usia anak yang dinubuatkan itu. Tidak lama setelah peristiwa pembantaian itu, maka Herodes mati. Jadi diperkirakan pada saat peristiwa berdarah yang membuat Yusuf membawa Maria dan Yesus melarikan diri ke Mesir itu terjadi tak lama sebelum tahun kematian Herodes. Baca juga Makna Dibalik Nama Imanuel Dalam Tema Natal 2020 Mereka Menamakan-Nya Imanuel! Bintang Yerusalem petunjuk bagi orang majus Para ahli astronomi memperkirakan bahwa bintang yang dilihat oleh orang majus pada saat kelahiran Yesus adalah dua planet yang bertemu sehingga jika dilihat dengan mata telanjang maka seperti sebuah bintang terang yang besar. Kedua planet itu adalah Yupiter dan Venus, yang mengalami pertemuan dalam satu garis persinggungan pada 17 Juni tahun 2 SM. Namun ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa kata “bintang” dalam bahasa Yunani yang digunakan untuk penulisan kitab Injil, yaitu “aster” αηρ, memiliki beberapa arti, yaitu bisa bintang, komet, atau juga bintang jatuh. Penampakan komet berekor yang dikonfirmasi oleh catatan Tiongkok dan Korea kuno dan juga berdasarkan penelitian astronomi modern adalah pada tahun 5 SM. Menurut catatan itu, komet muncul selama 70 hari dan terlihat seperti berhenti, atau tidak ada pergerakan. Sensus penduduk Lukas menuliskan secara spesifik bahwa kelahiran Yesus bertepatan dengan peristiwa sensus penduduk yang diperintahkan oleh Kaisar Romawi, Agustus Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Lukas 21-5 Fakta sejarah menyatakan bahwa Kaisar Agustus adalah yang pertama kali melakukan sensus penduduk untuk perhitungan pajak. Menurut laman Kaisar Agustus menuliskan dalam buku “Res Gestae Divi Avgvsti” atau “Perbuatan Ilahi Agustus” bahwa ia memerintahkan sensus ke seluruh wilayah kekuasaan Romawi paling tidak tiga kali, yaitu tahun 28 SM, 8 SM dan 14 M. Sedangkan untuk wilayah Yudea, juga melakukan sensus secara rutin pada tahun 8 SM, 2 SM dan 6 M. Baca juga 15 Gambar dan Ucapan Natal Lengkap dengan Ayat Alkitab Para gembala di padang Para gembala menjadi salah satu saksi mata kelahiran Sang Mesias. Bahkan mereka mendapatkan kehormatan dengan mendapatkan berita tentang Sang Mesias ini langsung dari malaikat Tuhan Matius 28-18. Dituliskan bahwa para gembala berada di padang pada malam kelahiran Yesus. Beberapa ahli teologi tidak setuju dengan perkiraan bahwa Yesus lahir di musim dingin pada bulan Desember, karena cuaca yang dianggap tidak memungkinkan bagi para gembala untuk berada di padang rumput menggembalakan dombanya. Namun, Unger's Bible Dictionary, yang diterbitkan oleh Moody Press pada tahun 1959 memberikan catatan tentang cuaca Palestina bahwa saat musim dingin adalah “lembab, hujan dan sejuk” yang terjadi antara bulan November hingga Februari. Suhu dinginnya tidak terlalu parah sekalipun angin utara sangat kencang pada pertengahan Desember hingga pertengahan Februari. Sedangkan salju dan es turun di daerah perbukitan, sementara di pegunungan, salju bisa hingga sedalam dua kaki dan kolam-kolam di Yerusalem bisa tertutup es, namun itu jarang terjadi. Dengan kata lain, Unger’s Bible Dictionary mendukung kemungkinan bahwa para gembala masih bisa menggembalakan dombanya di musim dingin di daerah padang rumput di dekat Yerusalem. Dari Fakta Alkitab kali ini kita melihat tidak ada catatan terperinci tentang tanggal atau bulan dan bahkan tahun kelahiran Yesus Kristus. Namun apa yang dicatat oleh Alkitab dapat kita telusuri dalam catatan sejarah, menjadi bukti kelahiran Sang Juru Selamat ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Natal adalah pengingat bagi kita tentang kasih Allah yang begitu besar kepada manusia, yaitu Tuhan rela menjadi manusia untuk menebus dan menyelamatkan kita, serta memberikan kehidupan yang kekal. Kapanpun dan tanggal berapapun kamu merayakan kelahiran Yesus Kristus, ingatlah tentang kabar baik yang disampaikan oleh para malaikat kepada para gembala ini "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Lukas 210-12 Mari beritakan kabar baik ini kepada semua orang, dan alamilah sukacita yang sejati di dalam Kristus Yesus. Selamat hari Natal. Sumber Halaman 1
Paramurid Yesus dan orang-orang Kristen abad pertama tidak pernah menyelenggarakan Natal, meskipun hanya sekali. Tidak ada ajaran atau pun perintah perayaan Natal di dalam Bibel. Sekali lagi, perayaan Natal atau Christmas itu adalah ulang tahun anak dewa yang dianut oleh para paganis, dan bukan dari ajaran Kristen. Percaya atau tidak, terserah
Ilustrasi Natal fotoUnsplashDalam waktu dekat, umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia akan merayakan Hari Natal. Momen ini merupakan bentuk peringatan untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Biasanya, Natal dirayakan dengan kebaktian di gereja pada 24 Desember malam. Kemudian, perayaan ini dilanjutkan dengan ibadah pada 25 Desember pagi. Selain beribadah, umat Nasrani juga kerap melakukan berbagai tradisi seperti memasang pohon Natal, tukar kado, dan diketahui, Natal merupakan momen sakral bagi umat Kristen dan Katolik, di mana Sang Juru Selamat telah lahir ke dunia. Momen istimewa ini dimuat dalam Alkitab, tepatnya Injil Perjanjian kitab Matius, disebutkan bahwa Maria telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Hal ini diketahui Maria dari seorang malaikat. Usai mendengar kabar tersebut, Maria dan suaminya, Yusuf pergi ke kota Betlehem untuk mendaftar sensus yang diperintahkan Kaisar Romawi sampai di Betlehem, Yusuf dan Maria tidak mendapatkan tempat untuk menginap. Akhirnya, bayi Yesus pun dibaringkan di sebuah palungan, sebuah wadah makanan untuk sisi lain, Alkitab juga mencatat bahwa beberapa orang-orang Majus dari Timur datang ke tempat kelahiran Yesus. Mereka datang setelah mendengar kabar kelahiran tersebut dari para orang itu melihat bintang besar di atas wilayah Yerusalem. Mereka pun mengikuti bintang tersebut hingga akhirnya sampai di tempat kelahiran Yesus. Setibanya di sana, ketiga orang Majus itu menyembah Yesus dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan Natal fotoUnsplashSejatinya, Alkitab tidak menyebutkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Injil Perjanjian Baru hanya menjelaskan peristiwa kelahiran Yesus di Betlehem dan kedatangan tiga orang Majus. Meski sempat menjadi perdebatan, umat Kristen akhirnya sepakat untuk menetapkan tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian sebagai Hari Natal. Penetapan ini berkaca pada hari raya liturgi lain seperti Paskah dan Jumat Agung yang tidak mendapat pendekatan tanggal secara pasti, namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara tersebut dalam setahun liturgi. Dengan kata lain, ketepatan tanggal bukan hal yang utama. Hal yang terpenting terletak pada esensi dan inti perayaan Natal yang dapat diwujudkan dari hari ke hari. Alkitabberkata bahwa Yesus diciptakan. Ini berarti bahwa Yesus punya permulaan. Sedangkan Allah, yang menciptakan segala sesuatu, tidak punya permulaan. ( Mazmur 90:2) Sebagai Putra Allah, Yesus tidak pernah ingin menyaingi Allah. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Bapak lebih besar daripada Putra.5 menitBukan tentang perayaan, Hari Natal harus kita sambut dengan perenungan tentang makna kelahiran Yesus Kristus. Maka dari itu, yuk renungkan dan bagikan khotbah Natal ini ke lingkungan komunitas atau teman-teman di gereja! Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa pada Hari Raya Natal, kita merayakan hari lahirnya Yesus Kristus. Setiap tahunnya, pada tanggal 25 Desember, kita merayakannya dengan pergi ke gereja, memajang pohon natal di rumah, tukar kado, makan bersama, dan menonton film tentang Sinterklas. Meski telah terbiasa merayakan hal ini bertahun-tahun, kita sering kali lupa akan makna natal sesungguhnya. Tentu makna kelahiran Yesus Kristus ke dunia tentu lebih daripada sekadar perayaan tukar kado dan makan bersama. Setiap tahun kita diajak kembali merenungkan kehadiran Yesus Kristus di dunia. Yuk, berbagi renungan natal bersama linkungan di komunitas atau gereja kita! Berikut ini adalah rangkuman khotbah natal yang bisa kita renungkan bersama menjelang Hari Raya Natal. Renungan dan Khotbah Natal Terbaik 1. Cara Tuhan Mengabulkan Doa Lukas 15-25 sumber Khotbah natal pertama yang mengajak kita merenung di hari raya ini adalah kisah ketekunan Zakharia dalam berdoa. Meski bukan seorang nabi, Zakharia adalah salah satu tokoh penting yang menjadi jalan pembuka bagi kedatangan Mesias. Maka dari itu, tidak heran jika kisah Zakharia terus dibacakan dalam ibadat perayaan Natal. Zakharia merupakan seorang imam yang taat dan sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk bertugas di Bait Suci. Dikisahkan, ketika Zakharia dan istrinya, Elisabeth, menginjak usia yang cukup tua, mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun, di usia yang sangat tua, Elisabeth malah mengandung seorang bayi. Bayi inilah yang kemudian tumbuh menjadi Yohanes Pembaptis. Sebelum mengetahui bahwa sang istri hamil, Zakharia sempat melihat malaikat Tuhan menampakkan dirinya kepada Zakharia. Lalu, bagaimana Tuhan mengabulkan doa Zakharia melalui ketaatannya dalam beriman? Berikut beberapa hal yang dapat direnungkan dari kisah hidup Zakharia. a. Selalu Hidup Saleh Setiap orang yang sangat menginginkan sekali memiliki keturunan, tentu akan merasa kecewa ketika permohonannya tidak dikabulkan. Meski tidak memiliki keturunan selama puluhan tahun, Zakharia dan Elisabeth tidak pernah menyatakan kekecewaannya pada Tuhan. Bahkan, Zakharia dan Elisabeth terus konsisten hidup dalam kesalehan. Hal inilah yang harus kita teladani, untuk tetap setiap pada Tuhan meski perjalanan hidup terasa sulit. b. Setia dalam Pelayanan Sebagai seorang imam, Zakharia tentu harus siap ketika sewaktu-waktu dipanggil bertugas di Bait Allah. Zaman dulu, untuk mendapat giliran bertugas di Bait Suci, seorang imam harus menunggu berdasarkan urutan undian. Bisa saja seorang imam bertugas setahun sekali atau bahkan hanya sekali seumur hidup. Menunggu giliran bertugas di Bait Suci dibutuhkan kesetiaan akan pelayanan dan iman. Maka dari itu, sama seperti Zakharia, apa pun pergumulan hidup yang sedang dihadapi, tidak boleh mengurangi kesetiaan kita dalam pelayanan. c. Rajin Berdoa Meski selama puluhan tahun tidak kunjung juga dikaruniai seorang anak, Zakharia tetap tekun berdoa untuk meminta keturunan. Suatu hari, ketika sedang bertugas di Bait Suci, Zakharia dihampiri malaikat. Malaikat tersebut memberikan kabar bahwa sang istri, Elisabeth akan mengandung seorang anak. Malaikat juga memberi tahu agar memberi nama anak itu Yohanes. Yohanes inilah yang kemudian menjadi perintis jalan bagi Yesus Kristus. Yohanes juga yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Kisah ini sering disampaikan kembali dalam khotbah natal sebagai renungan bahwa jika kita terus berdoa, Tuhan akan mengabulkan doa itu entah bagaimana caranya dan bahkan melalui cara yang dirasa tidak mungkin bagi akal manusia. 2. Jati Diri Yesus Lukas 132-38 Dalam setiap khotbah natal, kita juga diingatkan tentang jati diri Yesus sebenarnya di dunia ini. Saat Malaikat Gabriel menampakan dirinya kepada Bunda Maria, dia menjelaskan tentang tiga jati diri Yesus. a. Yesus adalah Anak Tuhan Maha Tinggi Dalam iman Kristen, semua pengikut Yesus disebut sebagai anak Tuhan. Namun, dalam konteks Yesus, kita berbicara Anak Allah dalam makna keilahian. Dalam Lukas 1 ayat 32a disebutkan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya,”. Dalam konteks keilahian, Malaikat Gabriel ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia menjadi manusia. b. Raja yang Kekal Saat bertemu Maria, Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah raja yang kekal. Raja yang dimaksud Gabriel adalah raja dalam artian secara rohani, bukan politis. Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah mesias yang dijanjikan Tuhan. Namun, sayangnya, banyak orang Israel menyalahartikan janji Tuhan tersebut dengan mengira bahwa mesias adalah raja untuk orang Israel saja. c. Kekudusan Yesus Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa anak yang akan dikandungnya adalah Kudus. Dalam Lukas 1 ayat 35, berbunyi seperti ini, “Jawab malaikat itu kepadanya Maria “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah,”. Dalam ayat tersebut, diartikan bahwa Yesus bukanlah anak yang dilahirkan dari hubungan suami-istri. Yesus lahir karena kehendak Tuhan. Melalui Maria, Tuhan hadir ke dunia dalam wujud Yesus Kristus. Hanya Tuhan sendirilah yang dapat menjadi juru selamat umat manusia dan menghapuskan semua dosa. Maka dari itu, dalam setiap khotbah natal, kita akan selalu diingatkan tentang jati diri Yesus ini. 3. Cara Tuhan Memilih Orang untuk Rencana-Nya Matius 1-17 sumber Salah satu khotbah natal yang penting adalah kita harus mengingat bahwa Tuhan sering kali menggunakan orang yang dianggap “lemah” untuk karya-Nya. Sebelum melahirkan mengandung bayi Yesus, Maria hanyalah seorang wanita biasa. Namun, ternyata Tuhan memilih Maria untuk menggenapi rencana-Nya pada umat manusia. Selain Maria, di Alkitab sebenarnya ada beberapa orang yang “dianggap lemah” tetapi justru dipakai Tuhan. a. Rahab Rahab sebenarnya adalah seorang pelacur di Kota Yerikho, kota pertama yang ditaklukkan Bangsa Israel. Selain memiliki jejak rekam “cacat moral”, Rahab juga bukan perempuan asli Israel. Dalam perjuangan merebut Kota Yerikho, Yosua mengirim dua pengintai ke Yerikho. Kedua pengintai tersebut disembunyikan Rahab di dalam rumahnya. Tindakan berani ini membuat Rahab masuk dalam deretan nama pahlawan. Setelah Kota Yerikho benar-benar jatuh ke tangan Israel, hanya Rahab dan keluarganya yang diselamatkan. Kemudian, Rahab menikah dengan Salmon, seorang pria dari suku Yehuda, dan melahirkan Boas. Boas lalu menikah dengan Rut yang menjadi kakek buyut Raja Daud. b. Rut Rut sebenarnya hanya wanita biasa yang percaya pada Tuhan. Dia merupakan menantu dari seorang wanita bernama Naomi. Naomi sendiri memiliki dua orang anak, yaitu Mahlon dan Kilyon. Kedua anaknya itu menikah dengan wanita bernama Orpa dan Rut. Setelah 10 tahun hidup bersama, akhirnya Mahlon dan Kilyon meninggal. Kemudian Naomi meminta Orpa dan Rut pulang ke rumah orang tuanya. Orpa setuju, namun tidak dengan Rut yang memilih mengikuti mertuanya pulang ke Betlehem. Di Betlehem, Rut kemudian bertemu dengan Boas. Dari pernikahan Rut dengan Boas, lahirlah Obed, yang kemudian memiliki anak bernama Isai. Isai sendiri adalah ayah dari Daud. 4. Berserah Kepada Tuhan Lukas 126-32 Salah satu renungan natal yang paling penting adalah kita harus mengingat untuk selalu berserah kepada Tuhan. Dalam banyak khotbah natal, kita sering diingatkan bagaimana Maria secara tiba-tiba diberi tahu bahwa dia mengandung bayi dari Tuhan. Tidak hanya Maria yang kaget, sang tunangan, Yosef, juga kaget dengan kabar ini. Stigma hamil di luar nikah tentu dianggap sebagai aib yang memalukan pada masa itu dan terancam hukuman mati. Lalu bagaimana Maria dan Yosef sanggup menghadapi pergumulan ini? a. Bertanya kepada Malaikat Saat diberi tahu bahwa dalam perutnya mengandung bayi seorang mesias, Maria tidak diam begitu saja. Kepada Malaikat Gabriel, Maria menanyakan cara untuk menghadapinya. Dalam Lukas 1 ayat 34-35 disebutkan, “Kata Maria kepada malaikat itu “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” “Jawab malaikat itu kepadanya “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu, anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah,”. b. Rendah Diri dan Pasrah Dalam setiap renungan natal, kita juga diajak untuk rendah diri di hadapan Tuhan. Meski gundah saat diberi tahu Malaikat Gabriel bahwa dirinya akan mengandung Yesus, Maria dengan rendah hati mengatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” Lukas 138. Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa sebagai seorang hamba Tuhan, kita tidak memiliki kuasa apa pun. Namun, seperti yang disampaikan Malaikat Gabriel Lukas 137, bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. 5. Makna Kelahiran Yesus Kristus Lukas 167-75 Khotbah natal yang paling utama adalah untuk merenungkan tujuan Yesus Kristus lahir di dunia. Setidaknya ada beberapa tujuan Yesus lahir ke dunia. a. Menggenapi Janji Tuhan Dalam Kitab Perjanjian Lama, sering disebutkan bahwa Tuhan menjanjikan akan turunnya seorang mesias yang menjadi juru selamat. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan berfirman bahwa akan lahir seorang juru selamat dari keturunan Daud. Dengan begitu, kelahiran Yesus Kristus ke dunia adalah sebagai penggenapan atas nubuat nabi-nabi di Perjanjian Lama. Dalam Kitab Kejadian 121-3, Tuhan berjanji kepada Nabi Abrahan, bahwa seluruh bumi akan diberkati dan diselamatkan. b. Menebus Dosa Manusia Renungan natal yang selalu diulang adalah mengenai karya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus. Melalui perayaan Natal, kita diajak untuk bersukacita karena kelahiran Yesus berarti melepaskan umat manusia dari dosa. Kita harus mengingat bahwa Tuhan rela merendahkan dirinya datang ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa umat manusia. c. Mengajarkan Manusia untuk Beribadah secara Baik Renungan khotbah natal yang terakhir adalah mengingatkan bahwa Yesus lahir ke dunia agar manusia dapat beribadah secara baik kepada Tuhan. Melalui teladan Yesus, kita diajak untuk beribadah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran,” Yohanes 424. *** Itulah renungan dan khotbah natal terbaik yang bisa dibagikan kepada teman-teman dan saudara. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya! Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di Portal Berita Indonesia. Kamu sedang mencari rumah di Bali? Bisa jadi Damara Village adalah jawabannya! Cek saja di untuk menemukan rumah idamanmu!Tablighakbar bersama ustdh Dewi Purnamawati Jonathan Borba/Unsplash Perayaan Natal dikaitkan dengan kelahiran Yesus, namun pohon Natal tidak memiliki tempat dalam Kekristenan awal. Yesus Kristus diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia dengan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa ia tidak lahir pada hari itu, atau bahkan pada tahun 1 Masehi. Para peneliti berspekulasi bahwa Gereja Katolik Roma memilih 25 Desember karena berkaitan dengan titik balik matahari musim dingin dan Saturnalia, sebuah festival yang didedikasikan untuk dewa Romawi Saturnus. Gereja juga dapat mengkooptasi festival pagan yang populer ini, serta perayaan musim dingin agama-agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan ulang tahun Yesus, menurut ilmuwan teologi Ignacio L. Götz dalam bukunya "Jesus the Jew Reality, Politics, and Myth-A Personal Encounter" Christian Faith Publishing, 2019. Namun, tidak ada yang tahu persis kapan sebenarnya Yesus lahir. Dikutip dari Live Science, beberapa ilmuwan percaya bahwa Yesus lahir antara tahun 6 Sebelum Masehi dan 4 Sebelum Masehi. Keyakinan ini sebagian didasarkan pada kisah alkitabiah tentang Raja Herodes Agung. Dalam upaya untuk membunuh Yesus, sang raja diduga memerintahkan kematian semua bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun yang tinggal di sekitar Betlehem, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Orang-orang Tak Bersalah. Ini terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes sendiri, penanggalan yang masih diperdebatkan. Namun, sebagian besar ilmuwan, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka "Herod King of the Jews and Friend of the Romans Second edition" Routledge, 2018, mengikuti penanggalan yang digunakan oleh sejarawan Romawi, yang percaya bahwa Herodes meninggal pada tahun 4 Sebelum Masehi. Tetapi para sejarawan tidak setuju tentang tahun kematian Herodes yang sebenarnya. Selain, itu banyak juga yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal itu tidak lebih dari sebuah legenda. Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Demi Propaganda, Nazi Bikin Alkitab Anti-Semit dan Yesus Ras Arya Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Piet Hitam Si Pembantu Sinterklas, Rasisme dalam Budaya Natal Belanda PROMOTED CONTENT Video Pilihan Yesusadalah orang Yahudi. Kata Kristen baru muncul setelah Yesus wafat. Oleh para pengikutnya, Yesus diimani sebagai Kristus yang artinya “Yang diurapi”, Raja, Sang Juruselamat. Kristen artinya pengikut Kristus. Perjalanan sejarah selama 2.000 tahun ini kemudian “mengkerangkeng” Yesus seolah-olah ia hanya milik orang beragama Kristen.
Peristiwa Natal tak lepas dari peranan keluarga Maria dan Yusuf yang sejak kelahiran Yesus di tengah-tengah mereka, keluarga mereka disebut Keluarga Kudus. Kisah Keluarga Kudus tidak dibangun atas dasar hubungan suami-istri secara jasmaniah-badaniah antara Maria dan Yusuf sehingga lahirlah Yesus. Hubungan Maria dan Yusuf sebagai suamiistri begitu unik, sebab Maria mengandung justru ketika sedang bertunangan dengan Yusuf. Kisah mengenai Keluarga Kudus dimulai saat Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, yang menyatakan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus bdk. Lukas 131. Ketika Maria menerima kabar tersebut, dia sedang bertunangan dengan seorang laki-laki bernama Yusuf dari keluarga Daud Lukas 127. Demikianlah, Maria mengandung dan melahirkan anak, seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena mereka tidak mendapat tempat di rumah penginapan bdk. Lukas 27. Begitulah, Keluarga Kudus beranggotakan tiga pribadi utama, yakni Yesus sebagai anak, Maria sebagai ibu dan istri, serta Yusuf sebagai bapak dan suami. Maria, perawan dari sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret, dipilih menjadi “ibu” Keluarga Kudus karena dialah “yang dikaruniai, Allah besertanya” bdk. Lukas 128. Tak pernah terjadi sebelumnya pada siapa pun, bahwa Allah mengutus Malaikat Gabriel untuk menyampaikan rahmat dan perutusan khusus kepada seorang gadis perawan dengan tugas, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus!” Lukas 131. Maria dipanggil dan diutus untuk menjadi ibu Keluarga Kudus. Yesus lahir sebagai anak dengan identifikasi khusus. “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan” Lukas 132-33. Maka, kelahiran Yesus tidak terjadi atas hasrat dan keinginan seorang lelaki. Maria mengandung bukan atas kehendak manusia lelaki. Maria mengandung, dan dengan itu mulailah tumbuh rahmat keibuannya karena “Roh Kudus turun atasnya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi menaungi dia; itulah sebabnya anak yang dilahirkannya disebut kudus, Anak Allah” bdk. Lukas 135. Yesus lahir, hidup, tumbuh berkembang dalam bimbingan Maria dan Yusuf. Maria dan Yusuf disahkan dan diakui sebagai orang tua Yesus lih. Lukas 241-51. Sebagai anak laki-laki sulung, oleh kedua orang tuanya, Maria dan Yusuf, Yesus disunat seturut hokum Taurat dan dipersembahkan kepada Allah di kenisah lih. Lukas 221-38. Dalam naungan Keluarga Kudus, Yesus “bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” Lukas 240. Makin hari, “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Yusuf adalah kepala Keluarga Kudus, meski kelahiran Yesus dari Maria bukan karena buah darah dan dagingnya. Yesus lahir dari rahim perawan Maria bukan karena tindakan Yusuf, melainkan karena daya kuasa Roh Kudus! Namun, Yusuf tetap diterima dan diakui sebagai “ayah” Yesus di dunia, karena Yusuf adalah suami Maria. Maria sendiri menegaskan hal itu kepada Yesus ketika mereka menemukan Yesus di kenisah. Maria berkata, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu yakni Yusuf – pen. dan aku dengan cemas mencari Engkau!” Lukas 248. Bagaimana dan sejauh mana peranan Yusuf sebagai kepala Keluarga Kudus memang tidak banyak dikisahkan dalam Injil. Namun peranan Yusuf sebagai bapak keluarga cukup besar, juga sejak Yesus dalam kandungan Maria. Keputusan Yusuf untuk menerima Maria secara tulus walau Maria mengandung bukan karena hubungan suami-istri dengannya adalah keputusan yang luar biasa. Keputusan itu diambil dalam pertimbangan yang matang, hening dan atas tuntunan malaikat Tuhan sendiri. Itulah yang digambarkan St. Matius dalam Injilnya. Ketika Maria, bertunangan dengan Yusuf, dan ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-istri; Yusuf memang sempat mengalami keguncangan! Sebagai orang yang tulus hati, dia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum. Maka ia bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak lakilaki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Dan Yusuf pun berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, kendati tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus lih. Matius 118-25. Begitulah Yusuf menerima Maria sebagai istrinya dan Yesus yang dalam kandungan Maria sebagai anaknya. Yesus pun diterima sebagai anak Yusuf?” lih. Luk 422. Yesus tumbuh, berkembang dan hidup dalam Keluarga Kudus dalam segala kesederhanaannya. Setiap hari, Yesus, Maria, dan Yusuf hidup dan berinteraksi secara normal dengan keluarga-keluarga lain di Nazaret. Sebagai anak, Yesus bermain dan berlari di halaman rumah bersama dengan anak-anak lain yang sebaya. Yesus juga belajar dari keterampilan ayahnya sebagai tukang kayu. Demikian juga dengan Maria dan Yusuf. Sama seperti layaknya para wanita lain di Nazaret, Maria cenderung mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan, memasak, mencuci, membuat pakaian. Yusuf pun bekerja sesuai dengan ketrampilannya, mungkin juga sesekali pergi ke ladang untuk memanen anggur dan buah zaitun. Yang jelas, menurut catatan St. Lukas, dalam asuhan Maria dan Yusuf, “Yesus makin bertambah hikmat- Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Keluarga Kudus Nazaret, Yesus, Maria dan Yusuf hidup dalam kesederhanaan. Itulah yang hendak ditegaskan oleh St. Lukas. Catatan itu ditujukan sebagai kabar baik bagi setiap orang yang hendak meneladani Keluarga Kudus. Sesungguhnya, hidup kita juga mengalir dalam kesederhanaan, dalam peristiwa-peristiwa yang biasa, rutin dan kadang tampak membosankan. Tetapi dalam situasi dan keadaan itulah kita diajak untuk menemukan dan menangkap misteri penjelmaan yang terjadi dalam peristiwa hidup yang sederhana dan biasa. Lihatlah, dalam Keluarga Kudus yang sederhana dan biasa itu, cukup tiga pribadi sederhana yang saling mengasihi satu sama lain. Dan dari dalam Keluarga Kudus itulah wajah dunia akan diubah menjadi berkah, sebab dari Keluarga Kudus itulah tampil Sang Juruselamat bagi seluruh umat manusia! Selamat Natal bagi yang merayakannya. Aloys Budi Purnomo Pr, Rohaniwan, Budayawan Interreligius, Ketua Komisi HAKKeuskupan Agung Semarang, Kepala Campus Ministry Unika Seogijapranata Sumber Investor Daily Saksikan live streaming program-program BTV di siniLH43s.