Puisi Tentang Lingkungan HidupSajak PohonAirSawahMentariAnginBumi PertiwiPuisi Tentang Keindahan LingkunganPadang IlalangHutanLautBungaMalamPagiPuisi Tentang Kerusakan LingkunganKekeringanBanjirTanah LongsorBencana AlamTsunami Puisi Tentang Lingkungan – Banyak macam jenis puisi salah satunya puisi lingkungan hidup yang merupakan puisi yang berisi syair mengenai kondisi lingkungan yang ada di sekitar kita. Dalam puisi lingkungan mengajarkan untuk lebih mencintai lingkungan. Dan juga berisi sindiran-sindiran kepada pihak-pihak yang sering mengabaikannya. Di bawah ini akan disajikan beberapa contoh puisi yang berisi tentang lingkungan Source Kondisi lingkungan hidup di sekitar kita memang tak jarang dapat menjadi inspirasi sebuah karya. Tak terkecuali puisi. Berikut adalah beberapa contoh-contoh puisi tentang lingkungan hidup yang bisa dijadikan referensi. Sajak Pohon Engkau selalu memberi Tak perduli siapapun yang berteduh dibawah daun-daun rimbunmu Tak peduli siapapun yang memetik buah-buahanmu yang manis Tak peduli siapapun yang bersandar di batang-batangmu yang kokoh Entah itu si miskin, si kaya, si jahat atau si baik hati Tegak kau berdiri senantiasa menaungi Kau bagai pasak-pasak yang menjulang tinggi, kau tiada menyebar benci Walau banyak yang mencabut paksa akar-akarmu, walau banyak yang memotong dahan-dahanmu, walau banyak yang merampas tempat tinggalmu Kau tetap berbaik hati Menyimpankan air-air kami sehingga kami masih bisa minum Menjernihkan udara kami sehingga kami masih bisa bernafas Menjadi rumah-rumah yang teduh sebagai tempat kami berlindung Kau bagai permadani hijau di puncak bukit, kau selalu menari menyambut angin Kau adalah hadiah dari Ilahi yang tak bisa diganti Air Belajarlah dari air, yang tanpanya tak kan ada yang bertahan Belajarlah dari air, yang kedatangannya selalu ditunggu di musim kemarau Belajarlah dari air, yang menyimpan hal berharga dalam ketenangan Belajarlah dari air, yang menghantarkan peradaban Belajarlah dari air, yang menyegarkan dalam kehausan Belajarlah dari air, yang mampu mengalahkan kerasnya batu dalam kesabaran Belajarlah dari air, yang memunculkan kemarahan saat sudah benar-benar keterlaluan Belajarlah dari air, yang menyusuri hutan, mengaliri lembah, melintasi gurun dan terjatuh dari tebing namun tetap berani menjejak setiap jengkal kehidupan. Sawah Kau bangun di awal hari, sebelum muncul mentari pagi, sebelum kokok ayam jantan pertama berbunyi Kau mempersiapkan segalanya, untuk pekerjaanmu pagi ini Cangkul di tangan kanan, rantang nasi di kiri Kau pergi menemui dewi sri Ia menari-nari menyambut belaian angin Kau terpukau oleh hamparan permadani, hijau berseri-seri Lalu kau berbisik sendiri, elok nian kau dewi’ Tanpa sadar petak-petakmu berkurang, hamparan sawahmu mulai menghilang Berganti gedung gilang-gemilang Kau berang, orang-orang berang, semua menjadi berang Impianmu ikut terbang Mentari Mentari, kau adalah bola panas yang berpijar Mentari, kau menghangatkan bumi yang dingin, kau menghangatkan kehidupan Kau datang setiap hari tak perduli mereka siap atau tidak, Kemunculanmu adalah suatu ketetapan Kadang, sengatanmu tak tertahankan, membuat bumi kering kerontang Mentari, kau dicari dan dihindari Kau menyinari siang, lalu tenggelam dalam malam Fajar dan senja adalah nama indahmu yang lain, kesukaan banyak orang Mentari, tanpamu bumi gelap, tanpamu tak kan ada kehidupan Angin Siapa yang tak mengenal angin? Ratusan puisi dibuat untuknya, ribuan salam dititipkan padanya Dia menempati semua ruang bumi, dia menyapa segalanya Dia membuat daun-daun melambai, dia membuat ilalang menari Dia suka memainkan anak rambut kami Dia selalu ada, dia selalu menemani tak perduli apapun yang terjadi Angin tak terlihat, tapi bisa dirasakan, angin selalu bergerak tak ada bosan-bosan Angin timur membawa kabar, angin barat si pembawa hujan akan segera datang Angin meniup lembah, angin berbisik pada gurun, angin menjelajah segala penjuru Angin menerbangkan mimpi-mimpi, angina membawa doa-doa, angina membawa harapan Angin membelai, angin tak mau terikat, ia bebas dan lepas Bumi Pertiwi Disini aku berdiri, di atas bumi pertiwi Tongkat kayu bersemi, padi menghampar disana-sini Air mengalir beriak-riak, udara lembut membelai-belai Semua sejahtera dan damai, pergi semua sepi, pergi semua benci Tak ada lagi sedih hati, tak ada lagi yang menjerit ngeri, tak ada lagi resah menghantui Seketika menjelang pagi, serbuan kenyataan datang menghampiri, lalu ku tertawakan diri ini, ah aku terbuai mimpi-mimpi Bumi pertiwi, Ia permadani hijau berseri-seri, tapi koyak disana-sini, batinku terluka lagi Puisi Tentang Keindahan Lingkungan Source Pada saat kita melihat keindahan lingkungan, tentunya dapat menjadi inspirasi untuk menulis puisi. Berikut adalah contoh dari puisi tentang lingkungan dan keindahan yang menyertainya Padang Ilalang Sangat jauh kakiku melangkah tak tentu arah Meninggalkan jejak-jejak di tanah yang tersapu angin karena merekah Ku langkahkan kakiku lebih cepat, nun disana kulemparkan pandangan, yah tempat yang indah Padang rumput tinggi nan luas bergoyang-goyang lemah Kuhampiri tempat itu walau kulitku tergesek daun-daunnya hingga memerah Aku berjengit pasrah, tak akan menyerah Terus kusibakkan hingga sampai pada pohon kecil ditengah-tengah Aku menengadah menghadap tuhan dengan serah Hutan Tersebutlah kerajaan hutan, pohon-pohon gagah berbarisan Taman bunga indah menawan, hunian para peri yang rupawan Sang raja sangat dermawan, rakyatnya hidup berkecukupan Suatu hari datang penjelajah hutan, ia tersesat dari rombongan, wajahnya nampak kelelahan Rotan tua tak tega sang penjelajah kehausan, merelakan dahannya ditebas belati tajam demi mendapatkan air minuman Rotan menghantarnya sampai di muka kerajaan Kepada sang penjelajah hutan sang raja berpesan agar jangan mengambil intan berlian Namun sang penjelajah berkhianat, ia menceritakan kepada kawan-kawan perihal kerajaan hutan Mereka memburu hewan-hewan, membabat rotan dan kawan-kawan Bahu membahu mengeruk lahan, namun intan tak jua ditemukan Para peri pergi meninggalkan hutan Kepada sang penjelajah raja mengungkapkan kekecewaan, tak ada intan apalagi berlian Intan dan berlian adalah hutan, yang sudah dimusnahkan Laut Biru hamparannya, segala tempat terlihat sama sejauh pandangan mata Di dalamnya tersimpan berjuta-juta cerita, ikan-ikan dan permata Perjumpaan dan perpisahan tiada jeda setiap waktunya Perahu dan sampan melaju di atasnya Laut menghubungkan penjuru dunia Tempat perebutan harta dan nyawa Tempat mengalirnya doa-doa Laut segala muara Bunga Taman bunga berwarna warni, segar nan elok dipandang mata Kupu-kupu dan kumbang menari-nari mengelilingi kelopaknya Mawr merah penuh cinta menyala-nyala Pink tersipu-sipu romansa masa muda Si putih suci tak bernoda Bunga kuning untuk sahabat tercinta Orange yang penuh semangat dan ceria Biru dengan ketenangannya Hijau yang menyejukkan jiwa Ungu tak kalah mempesona Malam Apabila malam telah menjelang, lepaskan penat yang mendera Apabila gelap telah merayap, sang bintang akan memunculkan sinarnya Apabila keriuhan berubah sepi, purnama menjadi obatnya Apabila matahari telah tenggelam, jangan lupa memanjatkan doa Apabila malam terasa panjang, jangan terlena olehnya Pagi Sejuk udara di pagi hari, burung-burung berkeciap nyaring Riuh kokok ayam jantan bersahut-sahutan, menandakan pagi telah menjelang Sang mentari mulai mengintip malu-malu dibalik punggung bukit Bumi terasa hidup, dengan semangat meletup Ibu-ibu memasak, para ayah mencari nafkah, anak-anak menuntut ilmu, pemuda mencari kerja Setiap pagi selalu baru, setiap pagi selalu seru Puisi Tentang Kerusakan Lingkungan Akhir-akhir ini sering kita temukan kondisi lingkungan yang rusak. Untuk mengekspresikan betapa menyedihkannya lingkungan yang rusak dapat dengan menulis puisi. Berikut adalah beberapa contoh puisi tentang lingkungan yang rusak yang bisa dijadikan referensi. Kekeringan Kemarau menjelang, bumi kering kerontang Aliran air menguap hilang Matahari terang-benderang, tak ada awan bergelantungan Tanaman mati, pohon kering berdiri nyalang Akibat banyak hutan ditebang Banjir Dulu dia sahabat, dulu dia sumber kehidupan Dulu dia damai dan sejuk, dulu dia tenang menawan Dulu dia jernih, dulu dia menyegarkan Kini ia marah besar, menarik segalanya untuk dihanyutkan Kini ia kecewa, melepaskan segala kekesalan tak terperikan Kini ia membenci, karena ulah tangan-tangan Tanah Longsor Suara gemuruh menderu-deru Ku pikir itu kendaraan yang berlalu Namun orang-orang mulai berteriak pilu Kulihat tanah melaju, menuruni bukit-bukit biru Ia menerjang apapun, menimbun semuanya seakan tak mau tahu Ia menimbun semuanya, menjadi serpihan debu Bencana Alam Bencana sering datang menghampiri, di bumi ibu pertiwi Gempa tsunami tak henti henti, namun kau tetap harus berani Harta bendamu hilang, teman-temanmu pergi, keluargamu lenyap Kau mencoba tetap tegar di segala gempuran, kau tetap berdiri meski terluka Kau mempercayai takdir yang Kuasa atas segala-galanya Kau berusaha sekuat tenaga, agar hidupmu tetap berjalan semestinya Memang semua hilang, memang semua pergi, memang semua lenyap, namun semangatmu tak akan sirna Tsunami Lautku yang tenang seketika bergolak Lautku yang bersahabat sedang mengamuk Lautku yang memberikan ikan mengambil milikku berarak-arak Lautku yang biru menjadi buruk Lautku tenanglah jangan merajuk Demikianlah beberapa kumpulan puisi tentang lingkungan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Dengan cara menulis puisi tentang lingkungan kita dapat menumbuhkan kesadaran orang-orang untuk menjaga dan mencintai lingkungan di sekitarnya. 0
Puisitentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Source: cerdika.com. Ada banyak sekali destinasi wisata yang rusak dan hancur di tahun 2018. Kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusak. Source: contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.idAlam merupakan sebuah anugerah dari Tuhan. Keindahan dan kemegahannya membuat banyak orang ingin mengabadikannya, baik berbentuk lukisan, foto, film, lagu, hingga puisi. Jika kamu tertarik menulis puisi bertema tersebut, simak beberapa contoh puisi pendek tentang alam yang bisa menjadi inspirasimu. Alam merupakan hasil karya dari Sang Maha Pencipta. Maka wajar jika manusia terkagum-kagum akan keindahannya. Untuk mengekspresikan kekaguman tersebut, beragam cara bisa dilakukan, sebagai contoh dengan menulis puisi pendek tentang dengan foto atau video yang menggambarkan jelas sebuah momen, tulisan memberikan kebebasan bagi pembacanya untuk berimajinasi. Karena itu, banyak orang yang menjadikan keindahan alam sebagai tema karya puisi pendek tentang alam tidak melulu menceritakan keindahan dan kekaguman penulisnya saja, lho! Ada juga contoh puisi pendek yang menceritakan tentang kerusakan dan bencana alam. Puisi-puisi tersebut biasanya adalah bentuk ekspresi dari keresahan sang tertarik mencoba menulis puisimu sendiri? Jika kamu sedang belajar membuat puisi, ada baiknya kamu simak beberapa contoh puisi pendek tentang alam ini. Mungkin saja setelah membacanya kamu akan lebih mudah merangkai kata-kata. 1. Di Sekitar Sungai Air beriak tenang Bayang-bayang pohonan teduh dan rindang Padang luas dan sawah terbentang Jalanan sepi dan damai Ketika matahari mulai terbenam Nun jauh di sana Di desa yang teduh dan tenteram Asap mengepul Dari dapur-dapur rumah yang tersembul Bapak, ibu, anak-anak Mereka semua sudah pulang Mandi dan memasak membuat makanan malamnya Dan dari sawah bangau-bangau beterbangan burung-burung terbang merendah pulang ke sarangnya dalam kegelapan pohonan Anak-anak bangau-bangau dan burung-burung itu Seperti kita mereka terbang jauh mengembara namun pulang juga ke bumi karena mereka mencintai bumi dan mencintai rumah mereka yang tenteram mencintai kampung halaman dan tanah kelahirannya. Abdul Hadi WM, Di Tepi Sungai Contoh puisi pendek tentang alam yang pertama ini menceritakan tentang keindahan pedesaan. Digambarkan, sebuah sungai yang tenang melewati desa tersebut. Membuat burung bangau sering datang untuk mencari makan. Tidak hanya menggambarkan tentang keindahan alam saja, contoh puisi pendek tadi juga menggambarkan kecintaan penulis pada kampung halaman. Jika kamu sedang merantau ke kota besar, seperti Jakarta atau Surabaya, mungkin puisi ini bisa mengingatkanmu pada keluarga di rumah. Sesekali, cobalah hubungi mereka agar tahu kamu baik-baik saja. Baca juga Yuk, Baca Pantun Teka-Teki Ini dan Cobalah Tebak Maknanya! 2. Pantai dan Gemuruh Ombak Kubiarkan kakiku dihempas air Aku tetap berdiri di atas hamparan pasir Sesaat air merendamnya sebagian Sesaat juga hilang menjauh Yang tersisa hanya hamparan pasir halus Tatapan mataku jauh tak berujung Melihat hamparan air yang sebentar mendekat, sebentar menjauh Indah kulihat Membawa jiwa ini tenang, damai Seakan tidak ada satu masalahpun dijiwa ini Telingaku mendengar suara gemuruh ombak Yang takkan pernah berhenti Kecuali kita beranjak jauh Dari pantai Zanna Atjep, Pantaiku Contoh puisi pendek tentang alam ini menceritakan tentang keindahan pantai. Mungkin sang penulis menumpahkan kegembiraannya saat bermain-main dengan ombak dan pasir pantai. Baginya, suasana pantai membuatnya merasa tenang dan damai. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama saat di pantai? Jika iya, cobalah ekspresikan kesenangan itu dalam bentuk kata-kata indah. Jangan lupa ambil foto yang lucu saat kamu berada di sana, untuk melengkapi tulisanmu. Baca juga Yuk, Baca Pantun Nasehat dan Maknanya untuk Kehidupanmu di Sini! 3. Alam dan Waktu Saya di sini bukan untuk jejak hujan yang panjang. Tapi ada sebuah bangkai yang terlipat dalam lumpur. Dan seekor burung bertengger di atasnya. Saya di sini bukan untuk alam yang rongsokan. Tapi ada seekor anjing yang menghirup udara busuk, lalu meraung dan ulat-ulat berbaris di kakinya. Apakah waktu sebetulnya, apakah duka. Di bangkai itu berkilau arloji, berdetik saja ia sejak tadi. Goenawan Mohamad, Lanskap Contoh puisi pendek tentang alam di atas seolah-olah menggambarkan pegunungan atau hutan yang tandus. Lewat puisi itu, Goenawan Mohamad berkata bahwa alam juga memiliki umur. Tiap detik berlalu, umurnya semakin memendek. Meski umurnya semakin tua, bukan berarti manusia harus pasrah dan menunggu kehancuranya. Kata-kata “Saya di sini bukan untuk alam yang rongsokan,” adalah bentuk protes tersebut. Karena itu, mulai jaga lingkungan agar waktu yang dimiliki manusia untuk tetap tinggal di bumi semakin lama. 4. Alam Semakin Rusak Dahulu rimba raya hijau menawan Aneka pohon tumbuh merimbun Kokoh menjulang ke puncak awan Berkembang di tanah Perawan Persediaan air tersimpan aman Tertahan dalam batang pohon resapan Biar kemarau berbulan-bulan Takkan terjadi fenomena kekeringan Sungguh nyata sebuah karunia Tuhan mencipta hutan untuk kita Tapi tangan-tangan jahil dan nista Merusak rimba raya seisinya Lalu hutan yang luas membentang Ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang Rampak rindang perlahan menghilang Berganti gundul rusak semakin gersang Ijoel Anderlie, Rimba Raya Semakin Rusak Kerusakan hutan merupakan isu yang diangkat pada contoh puisi pendek tentang alam ini. Bagi penulis, hutan adalah karunia yang senantiasa menyokong kehidupan manusia. Tapi sayangnya, semakin hari hutan semakin gundul dan hancur. Kesedihan sang penulis hendaknya bisa kita renungi. Memang, manusia membutuhkan sumber daya dari hutan untuk tetap hidup, misalnya lahan atau kayu. Tapi, hendaknya tidak berlebih-lebihan dan merusak hutan dengan sia-sia. Baca juga Kumpulan Contoh Puisi tentang Pahlawan dari Para Sastrawan Ternama 5. Karya Tuhan Berabad-abad wajah Tuhan bertaburan, jadi ayat-ayat alam yang berserak pada batu-batu. Tiap perciknya menjelma wajah yang berbeda. Berabad-abad wajah Tuhan bertaburan dalam serpihan cinta sekaligus sengketa. Berabad-abad pula Adam gelisah mencoba menyatukan wajah Tuhan dalam gambaran seutuhnya. Namun selalu sia-sia ia. Sebab, Tuhan lebih suka hadir dalam keelokan yang beraneka. Pada keelokan pohon dan keindahan batu, pada keperkasaan ombak, dan kediaman gunung. Pada wajah suci seorang bayi dan hangat matahari dan pada wajah manis seorang istri, Tuhan hadir dalam senyum abadi. Berabad-abad wajah Tuhan bertebaran pada ayat-ayat alam yang selalu menemukan tafsir sendiri. Ahmadun Yosi Herfanda, Ayat-Ayat Alam Contoh puisi pendek tentang alam yang kental dengan nuansa islami ini tidak hanya menceritakan keindahan alam, tapi juga kekaguman pada Tuhan. Sang penulis terpukau sekaligus bersyukur melihat saat melihat indahnya langit, gunung, laut, dan bebatuan. Mampu melihat dan menikmati alam seperti pengalaman sang penulis merupakan rezeki dari Allah. Karena itu, ucapan syukur baiknya selalu dilantunkan setiap kali kamu terpana akan keindahan alam. Seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Baca juga Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam 6. Bencana Datang Manakala bencana melanda dan kau masih sibuk nyinyir ke sana ke mari, tak peduli yang kesakitan, meraung-raung dalam duka, tak peduli kau, maka kau tentulah hanya daging berjalan, bukan lagi manusia. Apalagi ketika bencana menghantam dan kau justru senang beroleh kesempatan untuk menohok lawanmu, mengaitkan sikap dirinya dengan bencana yang datang, memprovokasi masyarakat seolah bencana hadir lantaran salah lawanmu, maka kau tentu dan pastilah hanya seonggok sampah. Manakala bencana datang marilah bersatu ulurkan tangan bantu sesama dan bukannya justru jadikan bencana sarana menghina dan menista. Berty Sinaulan, Manakala Puisi tentang alam tadi ditulis sebagai bentuk kesedihan penulis terhadap bencana gempa yang terjadi di Lombok dan Bali pada Agustus 2018. Sayangnya, kondisi Indonesia pada saat itu tengah panas karena menjelang pemilu. Adanya bencana alam malah menjadi alasan untuk saling menghina lawan politik. Jika kamu termasuk orang yang beruntung karena tidak terkena dampak gempa, maka bersyukurlah selalu. Apabila kamu memiliki rezeki yang berlimpah, berbagilah pada saudara-saudara yang ada di daerah bencana. Sekecil apa pun bantuanmu, pasti akan tetap berguna bagi mereka. 7. Lautan Kebebasan Daratan adalah rumah kita dan lautan adalah kebebasan. Langit telah bersatu dengan samudra dalam jiwa dan dalam warna. Ke segenap arah berlaksa-laksa hasta di atas dan di bawah membentang warna biru muda. Tanpa angin mentari terpancang bagai kancing dari tembaga. Tiga buah awan yang kecil dan jauh berlayar di langit dan di air bersama dua kapal layar bagai sepasang burung camar dari arah yang berbeda. Sedang lautan memandang saja. Lautan memandang saja. Di hadapan wajah lautan nampak diriku yang pendusta Di sini semua harus telanjang bagai ikan di lautan dan burung di udara. Tak usah bersuara! Janganlah bersuara! Suara dan kata terasa dina. Daratan adalah rumah kita, dan lautan adalah rahasia. Rendra, Lautan Puisi karya sastrawan asal Jawa Tengah ini, mungkin akan membuatmu berimajinasi tentang lautan. Bayangkan wajahmu diterpa angin, telingamu digoda gemuruh ombak, dan matamu dimanjakan langit biru yang luas. Tidak hanya bisa membuat pembacanya hanyut ke dalam imajinasi, makna pada puisi ini juga sangat dalam. Rendra menggambarkan betapa luas dan indahnya lautan dengan kebebasan. Baginya saat manusia merasakan kebebasan mereka bisa menjadi apa saja. Baca juga Kumpulan Cerita Horor Nyata yang Akan Membuatmu Merinding Adakah Contoh Puisi Pendek tentang Alam Tadi yang Jadi Favoritmu? Dari tujuh puisi di atas, adakah yang menjadi favoritmu? Apakah kamu terinspirasi untuk mencoba menulis puisimu sendiri setelah membacanya? Jika sudah, tunggu apa lagi, ambil pena dan kertas lalu tulis sebelum idemu lenyap. Puisi memang sebuah media yang cocok untuk berekspresi, tapi baiknya mengandung pesan. Sebagai contoh, puisi tentang alam tadi, ada yang mengandung sindiran sosial, ada mengandung pesan marah, gembira, bahkan doa. Jika kamu suka membaca puisi, jangan lupa kunjungi artikel puisi ruang pena lainnya di KepoGaul. Kamu bisa menemukan beragam tema puisi, mulai dari keluarga, guru, orang tua, cinta, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisBayu SetoMochammad Bayu Seto merupakan alumni Ilmu Hubungan Internasional UMY. Lelaki dengan hobi menulis ini sempat terjun di bidang film pendek sebagai script writer dan sutradara dan memenangkan beberapa penghargaan. Tidak hanya film, ia juga merupakan coffee enthusiast. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.YLMqo3.